Wali Kota Prof Udin Tekankan 4 Pilar Kunci Sukseskan Smart City
PANGKALPINANG, DISKOMINFO – Wali Kota Pangkalpinang, Prof Saparudin, tampil sebagai orator ilmiah pada Wisuda ke-XXXV Sarjana dan Magister Universitas Pertiba, di Ballroom Novotel Bangka, Sabtu (22/11/2025).
Dalam orasinya berjudul “Smart
City: Concept and Strategies for Sustainable Urban Development”, Prof Udin
menegaskan bahwa kota modern harus dibangun dengan pendekatan berkelanjutan
yang menempatkan manusia sebagai pusat pembangunan.
Dalam paparannya, Prof Udin
menjelaskan, sekitar 68% penduduk dunia akan tinggal di wilayah perkotaan,
sementara hanya 32% yang berada di pedesaan. Kondisi ini menyebabkan kota-kota
menghadapi beragam persoalan, mulai dari masalah sampah, kualitas lingkungan,
polusi udara, kemacetan, pelayanan publik yang belum optimal, pasar yang kumuh,
hingga banjir.
Ia mencontohkan kondisi di
Pangkalpinang yang mengalami kemacetan pada jam-jam tertentu, berbeda dengan
kota besar seperti Jakarta yang macet hampir sepanjang hari. Masalah pelayanan
publik seperti antrean panjang BPJS maupun pembuatan KTP juga masih terjadi.
Selain itu, persoalan banjir menurutnya bukan semata karena dataran rendah,
tetapi akibat pembangunan yang tidak sesuai peruntukan lahan.
“Sering kali masyarakat membangun
rumah atau toko di kawasan resapan air. Ketika ditimbun, wilayah yang
sebelumnya tidak banjir, justru menjadi banjir,” tegasnya,
Prof Udin menjelaskan, konsep
smart city telah diterapkan di berbagai kota dunia seperti Los Angeles,
Amsterdam, dan sejumlah kota maju lainnya. Konsep ini terbukti mampu mengatasi
persoalan perkotaan secara efektif dan berkelanjutan.
Menurutnya, pembangunan kota
tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Harus ada kawasan penyangga banjir,
ruang terbuka hijau, hutan kota, kawasan konservasi, serta pengaturan tata
ruang yang tidak “brutal”.
“Smart dan sustainable city
adalah konsep berbasis manusia. Pusat pembangunan adalah people, bukan sekadar
infrastruktur,” ujarnya.
Ia menambahkan, kota cerdas memerlukan integrasi antara manusia dengan teknologi digital, khususnya melalui teknologi IoT (Internet of Things), sensor, jaringan, dan platform digital.
Masih dalam orasinya, Prof Udin
menyebutkan empat pilar pembangunan kota cerdas yang diadaptasi dari berbagai
kajian ilmiah yang dapat menjadi kunci kesuksesan smart city, yakni lingkungan
(Environment), masyarakat (Society), tata Kelola (Governance), dan ekonomi
(Economy).
Keempat pilar tersebut katanya,
menjadi dasar untuk menghadirkan kota yang manusiawi, efisien, transparan, dan
didukung oleh data real time.
Prof Udin juga menekankan bahwa
inovasi merupakan kata kunci pembangunan masa kini dan masa depan. Ia mendorong
para lulusan, baik sarjana maupun magister, untuk terus mengembangkan inovasi
di berbagai bidang tempat mereka bekerja.
“Literasi digital sangat penting
bagi semua lulusan tanpa memandang disiplin ilmu. Sarjana hukum, ekonomi, atau
bidang lainnya, semuanya harus menguasai literasi digital. Itu adalah kebutuhan
wajib di era sekarang,” ujarnya.
Mengakhiri orasi ilmiahnya, Prof
Udin menyampaikan, smart city adalah jalan transformasi bagi kota-kota di
Indonesia. Dengan mengintegrasikan teknologi, desain berbasis manusia, dan
data, kota-kota dapat meningkatkan kualitas hidup warganya serta mengoptimalkan
sumber daya.
“Kesuksesan implementasi smart
city membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan
masyarakat,” pungkasnya.
Pada Wisuda XXXV Universitas Pertiba, tercatat 295
wisudawan, di mana 237 di antaranya telah memiliki hak cipta atas karya atau
inovasi yang dihasilkan selama studi. Capaian ini diapresiasi sebagai bentuk
kontribusi nyata kampus terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia
dan budaya inovasi.
Penulis : Benny
Editor : Dedi